Senin, 01 Mei 2017

KUE SEMPRONG

Kue Semprong sudah dikenal cukup lama dalam masyarakat Indonesia. Pada saat saya kecil dulu mungkin waktu berumur 6 atau 7 tahun, ada seorang teman yang orang tua-nya sangat suka dengan kue semprong, mereka menyimpan beberapa kaleng besar berisi kue semprong sebagai penganan di waktu santai. Waktu itu tidaklah terlalu banyak sarana hiburan ataupun gadget , sehingga orang lebih suka bersosialisasi muka bertemu muka sambil menyantap penganan ringan dan minum teh sambil ngobrol dengan saudara atau teman. Pada waktu itu teman sekaligus tetangga saya itu membagikan kue semprongnya untuk saya, saya terpesona dengan rasa yang manis gurih dan teksturnya yang garing. Itu adalah kue semprong pertama yang saya makan, dan saya selalu ingat momen istimewa itu hingga hari ini. Kami menyebut penganan itu sebagai “parguling”, yaitu kata dalam bahasa Madura untuk kue semprong. Entah kenapa dalam bahasa Madura disebut demikian, mungkin karena proses pembuatannya yang digulung berbentuk semprong atau cone.


 Kue semprong ternyata sangat mirip dengan penganan yang berasal dari negara-negara Scandinavia bernama “krumkake”. Bila ditilik dari cara pembuatan dan motif cetakan bisa disimpulkan bahwa keduanya memiliki kemiripan yang luar biasa. Motif cetakan yang dimiliki kue semprong tak pelak lagi mendapat pengaruh Eropa karena sama sekali berbeda dengan ciri ukiran atau motif asli yang ada di tanah air. Tetapi bila dilihat dari resepnya, keduanya memiliki perbedaan yang luar biasa. Komposisi umum dalam kue semprong adalah tepung beras, telur, gula, santan dan kayu manis, sedangkan dalam “krumkake” digunakan tepung gandum (terigu), telur, milk butter (beberapa resep menggunakan shortening), milk cream, gula, vanilla dan cardamom (kapulaga). Dilihat dari hal diatas maka penulis menduga bahwa orang-orang Portugis dan kemudian Belanda yang pertama kali membawa “krumkake” ke Indonesia. Kemudian dalam perkembangannya resep dari krumkake ini mengalami metamorphosis menjadi kue semprong, mungkin karena pada waktu itu sulit mencari bahan baku seperti tepung terigu, butter milk dan milk cream dimana notabene bahan-bahan ini harus diimpor dari luar negeri. Namun tentunya karena komposisi yang sama sekali berbeda, kue semprong di Indonesia memiliki ciri khas yang sangat berbeda bila dibandingkan dengan sepupu-nya yang terdapat di Norwegia, bahkan kue semprong dari Indonesia tidak kalah enak dengan saudara tua-nya tersebut. Mungkin sebagai pembanding mengenai rasa dari “krumkake” ini, pembaca masih bisa mendapatkan “krumkake” di tanah air karena beberapa vendor ice cream terkenal menggunakannya sebagai “cone” (contong) dalam produk-produk “cone ice cream” mereka. Maka tidaklah berlebihan bila dikatakan bahwa kue semprong adalah kuliner otentik tanah air, walau mendapat pengaruh dari kuliner Eropa. Mungkin mirip seperti bakso yang sudah mengalami metamorphosis yang sungguh luar biasa dari resep aslinya dari Tiongkok, sehingga bakso yang seperti di Indonesia tidaklah didapati di Tiongkok ataupun negara-negara Asia dan Asia Tenggara lainnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Resep Membuat Kue Semprong Wijen Gurih Renyah

Saat santai atau sambil nonton channel kesayangan anda, tak lengkap memang kalau hanya sekedar menonton saja tanpa ditemani cemilan. Rasany...